Dilansir dari AFP,
Senin (3/6/2019), serangan Israel itu merupakan yang kedua kalinya diluncurkan
Israel dalam kurun 24 jam pada Minggu (2/6).
Suriah menuding Israel
menargetkan pangkalan udara di Homs. Serangan itu dilaporkan menewaskan 5 orang,
setelah serangan sebelumnya disebut menewaskan 10 orang di Damaskus.
"Pertahanan udara
kami menggagalkan agresi Israel dan menghancurkan dua roket yang menargetkan
pangkalan udara T-4," kata sebuah sumber militer kepada kantor berita
negara SANA.
Dia juga menyebut roket
yang tersisa menewaskan satu tentara, melukai dua lainnya, dan merusak gudang
senjata. Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris
melaporkan lima orang tewas, termasuk seorang prajurit Suriah.
Serangan itu sendiri
disebut sebagai tanggapan terhadap tembakan roket Suriah Sabtu (1/6) malam. Dua
roket ditembakkan dari Suriah di Gunung Hermon di Dataran Tinggi Golan yang
diduduki Israel dan satu telah berlokasi di wilayah Israel.
Trump sebelumnya
meminta semua pihak menghentikan pengeboman di Suriah. Dia mempertanyakan apa
yang didapat para pihak dengan saling serang di Suriah.
"Mendengar kabar
bahwa Rusia, Suriah dan, pada tingkat lebih rendah, Iran, membom seperti neraka
di Provinsi Idlib di Suriah, dan tanpa pandang bulu membunuh banyak warga sipil
tak berdosa. Dunia menyaksikan penjagalan ini. Apa tujuannya, apa yang akan
kamu dapat? Berhenti!" kata Trump di Twitter sesaat sebelum dia pergi
untuk kunjungan kenegaraan ke Inggris sebagaimana dilansir dari AFP, Senin
(3/6).
Ucapan Trump itu muncul
setelah berbagai lembaga di Suriah mengecam tidak adanya tindakan internasional
dalam menghadapi kekerasan yang meningkat di wilayah barat laut.
Sementara itu, Israel
sendiri telah melakukan ratusan serangan udara di Suriah. Sebagian besar
serangan itu disebut mereka menargetkan Iran dan Hizbullah.
Negara itu mengatakan
bertekad mencegah musuh bebuyutannya dari Iran membudidayakan dirinya secara
militer di Suriah. Teheran disebut mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam
perang delapan tahun negara itu yang disebut telah menewaskan lebih dari
370.000 orang.
Israel bersikeras
mereka memiliki hak untuk terus menargetkan posisi di Suriah yang dipegang oleh
Iran dan sekutu Lebanonnya Hizbullah untuk membela diri.
"Kami tidak akan
mentolerir api di wilayah kami dan akan menanggapi dengan paksa setiap agresi
terhadap kami," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari
Minggu (2/6) usai serangan pertama.
Serangan itu terjadi di
tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS. Kebuntuan itu telah mendidih
sejak AS tahun lalu menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang dicapai Iran
dengan negara-negara besar dunia.
Dalam beberapa pekan
terakhir, Washington menuduh Iran melakukan ancaman dan mengerahkan kelompok
kapal induk dan pembom B-52 ke Teluk


No comments:
Post a Comment