iTunes yang per Senin (3/6) 'dimatikan' oleh Apple, pernah
menyelamatkan industri musik.
Ia hadir ketika penjualan rekaman musik fisik melambat, menawarkan
solusi pada pencinta musik yang tak mampu mengeluarkan uang terlalu banyak
untuk mengoleksi lagu.
Mereka bisa membeli musik apa saja hanya dengan 99 sen atau sekitar
Rp15 ribu.
Cara orang membeli musik pun berubah. Persis saat industri itu sedang
meredup oleh pembajakan dan situs berbagi, iTunes muncul pada 2001. Toko
musiknya menyusul dua tahun kemudian. Dibanding platform lain saat itu iTunes
yang paling mudah, nyaman dan murah.
Platform seperti Napster pun keok oleh keagungan Apple dan iTunes.
"Kami pikir orang ingin membeli musik mereka di internet dengan
membayar unduhan, seperti mereka membeli LP, kaset, seperti mereka membeli
CD," ujar bos Apple Steve Jobs saat itu.
Tak hanya asal unduh, iTunes juga memungkinkan penggunanya mengatur
musik mereka sendiri.
Dengan mudah iTunes menciptakan jalannya sendiri menuju puncak. Ia
memperkenalkan model bisnis baru yang kemudian diekori yang lain. Tak hanya
menyelamatkan industri musik, iTunes juga menjadi dasar bagi era baru industri
film, televisi bahkan buku.
Mengutip tulisan Kevin Roose di NY Times, iTunes mengisi gap teknologi
pada masa internet mulai marak tapi masih sedikit yang punya ponsel pintar yang
didukung paket data melimpah sehingga bisa digunakan untuk streaming media
berkualitas tinggi.
Itu bertahan lama. Usia iTunes mencapai 18 tahun.
Pada 2008, menurut data IHS Markit yang dikutip dari CNN, pelanggan
servis iTunes tak mencapai 10 persen. Namun ia naik menjadi lebih dari 80
persen pada 2018.
Namun era kemudian berganti. Pada dekade kedua iTunes mulai disaingi
layanan musik streaming macam Spotify dan Pandora. Pelanggan hanya perlu
membayar per bulan-juga murah-untuk bisa menikmati musik apa pun yang ada di
layanan itu. Seperti all-you-can-eat.
Banyak orang kemudian lebih memilih 'menyewa' musik secara bulanan,
alih-alih membeli musik mereka sendiri seperti yang diprediksi Steve Jobs,
meski sama-sama murah.
Layanan streaming tumbuh besar. Penjualan unduhan musik ganti yang
melambat. Menurut catatan Recording Industry Association of America, penjualan
unduhan musik kini justru kalah dibanding album fisik, seiring alasan nostalgia
dan 'record store day' digemborkan.
Steve Jobs rupanya tak meramal sampai ke sana. Kini, ucapkan selamat
tinggal pada iTunes


No comments:
Post a Comment